Lirik Lagu Kalau Bunyi Sangkakala: Makna & Syair Lengkap
Lagu rohani Kalau Bunyi Sangkakala memang selalu bikin merinding ya, guys! Lagu ini nggak cuma enak didengerin, tapi juga punya makna yang dalam banget. Buat kalian yang penasaran sama lirik lengkapnya dan pengen tahu lebih jauh tentang pesan yang disampaikan lagu ini, yuk simak artikel ini sampai selesai!
Apa Sih Makna Lagu Kalau Bunyi Sangkakala?
Sebelum kita bedah liriknya satu per satu, penting banget buat kita memahami dulu makna inti dari lagu Kalau Bunyi Sangkakala ini. Secara garis besar, lagu ini bercerita tentang pengharapan umat Kristen akan kedatangan Yesus Kristus yang kedua kali. Kedatangan ini akan ditandai dengan bunyi sangkakala, yang menjadi panggilan bagi semua orang percaya untuk berkumpul dan menyambut Raja mereka.
Dalam teologi Kristen, sangkakala seringkali dihubungkan dengan peristiwa-peristiwa penting dalam sejarah keselamatan. Misalnya, dalam Perjanjian Lama, bunyi sangkakala digunakan untuk memanggil umat Israel untuk berperang, beribadah, atau merayakan hari raya. Dalam Perjanjian Baru, sangkakala dikaitkan dengan kedatangan Kristus yang kedua kali dan penghakiman terakhir. Jadi, bisa dibilang, bunyi sangkakala adalah simbol dari panggilan Tuhan yang mendesak dan penting.
Lagu Kalau Bunyi Sangkakala mengajak kita untuk selalu siap sedia menyambut kedatangan Kristus. Kesiapan ini bukan cuma soal menunggu dengan sabar, tapi juga soal menjalani hidup yang sesuai dengan kehendak Tuhan. Kita dipanggil untuk hidup kudus, saling mengasihi, dan memberitakan Injil kepada semua orang. Dengan begitu, kita akan layak untuk menyambut Kristus ketika sangkakala berbunyi.
Selain itu, lagu ini juga mengingatkan kita tentang pengharapan yang kita miliki sebagai orang Kristen. Di tengah dunia yang penuh dengan masalah dan tantangan, kita punya pengharapan yang pasti, yaitu kedatangan Kristus yang akan membawa pemulihan dan keadilan. Penghakiman terakhir juga menjadi bagian dari pengharapan ini, di mana setiap orang akan mempertanggungjawabkan perbuatannya di hadapan Tuhan. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk selalu hidup dalam pertobatan dan melakukan yang terbaik bagi Tuhan.
Lirik Lengkap Lagu Kalau Bunyi Sangkakala
Nah, sekarang kita masuk ke bagian yang paling ditunggu-tunggu, yaitu lirik lengkap dari lagu Kalau Bunyi Sangkakala. Siap-siap nyanyi bareng ya!
Kalau bunyi sangkakala, pada hari mulia
Kumpul umatNya semua, di hadapan tahtaNya
Bila nama saya disebut, bila nama saya disebut
Bila nama saya disebut, saya pun serta
Kalau bunyi sangkakala, pada hari mulia
Malaikat bersorak-sorai, sambut Raja mulia
Bila nama saya disebut, bila nama saya disebut
Bila nama saya disebut, saya pun serta
Kalau bunyi sangkakala, pada hari mulia
Air mata tiada lagi, sorak Hosana tinggi
Bila nama saya disebut, bila nama saya disebut
Bila nama saya disebut, saya pun serta
Bedah Syair: Makna di Balik Setiap Bait
Setelah membaca liriknya, mungkin ada beberapa pertanyaan yang muncul di benak kalian. Apa sih maksud dari bait pertama? Kenapa malaikat bersorak-sorai? Dan apa artinya air mata tiada lagi? Yuk, kita bedah syairnya satu per satu!
Bait Pertama: Panggilan untuk Berkumpul
Bait pertama lagu Kalau Bunyi Sangkakala menggambarkan momen yang sangat penting, yaitu ketika sangkakala berbunyi pada hari yang mulia. Hari mulia ini merujuk pada hari kedatangan Kristus yang kedua kali, hari yang penuh dengan kemuliaan dan keagungan. Bunyi sangkakala menjadi panggilan bagi seluruh umat Tuhan untuk berkumpul di hadapan tahta-Nya.
Frasa "kumpul umatNya semua" menunjukkan bahwa kedatangan Kristus adalah peristiwa yang melibatkan seluruh umat percaya dari segala bangsa dan bahasa. Mereka akan berkumpul bersama untuk menyambut Raja mereka dan mengalami sukacita yang kekal. Tahta Tuhan adalah tempat di mana Kristus memerintah sebagai Raja segala raja, dan di sanalah umat-Nya akan beribadah dan memuji Dia selama-lamanya.
Yang paling menarik dari bait ini adalah pengulangan frasa "bila nama saya disebut". Ini adalah ungkapan kerinduan dan pengharapan setiap orang percaya untuk bisa termasuk dalam kumpulan orang-orang yang dipanggil oleh Tuhan. Kita semua ingin nama kita disebut oleh Tuhan dan kita bisa ikut serta dalam sukacita kedatangan-Nya. Pengulangan ini juga menekankan pentingnya kesiapan pribadi dalam menyambut Kristus. Kita tidak bisa hanya mengandalkan orang lain, tetapi kita sendiri harus memastikan bahwa kita hidup sesuai dengan kehendak Tuhan.
Bait Kedua: Sambutan Malaikat
Di bait kedua, kita melihat gambaran yang lebih megah dan meriah. Selain umat manusia, malaikat-malaikat di surga juga bersorak-sorai menyambut kedatangan Raja mulia. Ini menunjukkan betapa penting dan agungnya peristiwa kedatangan Kristus. Malaikat-malaikat, sebagai makhluk surgawi yang selalu berada di hadirat Tuhan, ikut bersukacita karena Raja mereka datang untuk memerintah dunia.
Sorak-sorai malaikat adalah ungkapan penghormatan dan penyembahan kepada Kristus. Mereka mengakui Dia sebagai Raja yang berdaulat dan layak menerima segala pujian dan kemuliaan. Gambaran ini juga mengingatkan kita bahwa kedatangan Kristus bukan hanya peristiwa duniawi, tetapi juga peristiwa kosmik yang melibatkan seluruh alam semesta. Seluruh ciptaan bersukacita karena Raja mereka datang untuk memulihkan segala sesuatu.
Pengulangan frasa "bila nama saya disebut" di bait ini semakin menegaskan kerinduan kita untuk bisa ikut serta dalam sukacita surgawi ini. Kita ingin menjadi bagian dari orang-orang yang disambut oleh malaikat dan berdiri di hadapan Raja mulia. Ini adalah motivasi yang kuat bagi kita untuk hidup kudus dan setia kepada Tuhan.
Bait Ketiga: Sukacita Kekal
Bait terakhir lagu Kalau Bunyi Sangkakala memberikan gambaran tentang sukacita kekal yang akan dialami oleh umat Tuhan. Di sana, tidak ada lagi air mata, tidak ada lagi kesedihan atau penderitaan. Yang ada hanyalah sorak Hosana yang tinggi, pujian dan penyembahan kepada Tuhan yang tidak akan pernah berakhir.
Frasa "air mata tiada lagi" adalah janji penghiburan bagi semua orang yang telah mengalami kesusahan dan penderitaan dalam hidup ini. Di hadirat Tuhan, segala duka akan dihapuskan dan digantikan dengan sukacita yang sempurna. Ini adalah pengharapan yang sangat indah bagi kita semua.
Sorak Hosana adalah ungkapan pujian dan penyembahan yang paling tinggi kepada Tuhan. Umat Tuhan akan bersorak-sorai dengan sukacita yang melimpah karena mereka telah diselamatkan dan ditebus oleh darah Kristus. Mereka akan memuji Dia selama-lamanya karena kasih dan kemurahan-Nya yang tak terbatas.
Pengulangan frasa "bila nama saya disebut" di bait ini adalah puncak dari pengharapan kita. Kita ingin menjadi bagian dari orang-orang yang mengalami sukacita kekal ini, orang-orang yang sorak Hosana bersama-sama di hadapan Tuhan. Ini adalah tujuan akhir dari iman kita, yaitu hidup bersama dengan Tuhan selama-lamanya.
Pesan yang Menginspirasi
Lagu Kalau Bunyi Sangkakala bukan cuma sekadar lagu rohani biasa. Lagu ini punya pesan yang sangat kuat dan menginspirasi bagi kita semua. Lagu ini mengingatkan kita tentang pengharapan kita sebagai orang Kristen, yaitu kedatangan Kristus yang kedua kali. Lagu ini juga memotivasi kita untuk hidup kudus dan setia kepada Tuhan, supaya kita layak untuk menyambut Dia ketika sangkakala berbunyi.
Selain itu, lagu ini juga memberikan kita gambaran tentang sukacita kekal yang akan kita alami di surga. Di sana, tidak ada lagi air mata atau penderitaan, yang ada hanyalah pujian dan penyembahan kepada Tuhan selama-lamanya. Ini adalah pengharapan yang sangat indah dan memberikan kita kekuatan untuk menghadapi segala tantangan dalam hidup ini.
Jadi, guys, mari kita terus menyanyikan lagu Kalau Bunyi Sangkakala dengan penuh pengharapan dan sukacita. Mari kita hidup sesuai dengan pesan yang terkandung dalam lagu ini, supaya kita siap sedia menyambut kedatangan Kristus dan mengalami sukacita kekal bersama-Nya. Tuhan memberkati!
Semoga artikel ini bermanfaat ya! Jangan lupa untuk share ke teman-teman kalian yang lain, supaya mereka juga bisa diberkati oleh lagu Kalau Bunyi Sangkakala. Sampai jumpa di artikel selanjutnya!